Kamis, 15 Januari 2009

Untuk Alliyah Setiawan (almh)


Saya menikah pada tgl. 9 juli 2005. Pada saat itu saya masih tercatat sebagai pegawai Bank Mandiri Cab. Bandung Buah Batu. Karena suatu hal, satu bulan setelah menikah, saya memilih untuk ikut suami tinggal di Makasar dan mengundurkan diri dari Bank Mandiri. Di Makasar, saya tinggal di Aspol Brimob Pa'Baeng-Baeng.

Bulan september saya dan suami pulang ke Bandung untuk merayakan resepsi pernikahan kami pada tgl. 17 september 2005. setelah acara resepsi, saya merasakan morning sick, setelah dicek ternyata saya positif hamil. Dengan terpaksa saya tetap tinggal di Bandung, sementara suami pulang ke Makasar.

Untuk pemeriksaan kehamilan saat itu dengan alasan ekonomis, sebagai seorang bhayangkari saya memilih fasilitas Rumkit Bhayangkara Sartika Asih Bandung. Tapi obat bayar lho!
Selain morning sick dan menjadi cepat emosi, saya tidak merasakan hal yang aneh pada kandungan saya. Namun, bagai petir disiang bolong, pada pemeriksaan terakhir tgl.22 mei 2006, dokter menyatakan bahwa bayi saya di dalam kandunga sudah meninggal. Padahal pada pemerikasaan sebelumnya, seminggu sebelumnya, dokter bilang kandungan saya masih baik-baik saja. Jauh dalam hati saya menginginkan bahwa semua ini hanya mimpi, atau omongan dokter salah.

Tgl. 23 Mei 2006, dibantu dr.Harun, Spog, saya melahirkan Alliyah Setiawan (almh) secara normal. Betul, bayi saya sudah meninggal, anakku tidak menangis saat dilahirkan. Saat itu, saya berfikir bahwa perjuangan saya mengandung 9 bulan sia-sia. Untuk mendengarkan anak saya menangis pada saat dilahirkan pun Alloh tidak mengijinkan. Mungkin itu semua karena dosaku. Yaa Allah, smoga Kau jadikan anakku Alliyah Setiawan (almh) sebagai nur cahaya untuk kehidupan aku dan suamiku dunia dan akhirat. Amien